Oleh: Ditto Santoso
Umumnya usaha kecil lahir dari sebuah usaha keluarga, karena memang merupakan bagian dari upaya peningkatan pendapatan keluarga. Tidak heran kalau gaya kepemimpinan di perusahaan tersebut diwarnai oleh gaya kepemimpinan seseorang dalam keluarga atau di rumah tangganya.
Menurut Bleicher (2001), setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen usaha kecil yang bertolak dari keluarga. Pertama, adanya pengaruh dari pemilik terhadap pengelola (manajemen) yang akan berdampak bagi jalannya roda usaha. Kedua, pertanyaan yang sering terlontar adalah mengenai pergantian kepemimpinan dalam usaha tersebut, apakah talenta yang dimiliki oleh pendiri akan menurun kepada generasi berikutnya? Ada sebuah ungkapan yang mengatakan, bahwa generasi pertama bertugas membangun, generasi kedua mempertahankan, sedangkan generasi ketiga meruntuhkan.
Lepas dari dua pertanyaan itu, terdapat satu hal yang dapat dipastikan, ketika skala usaha mulai membesar, maka berbagai kebutuhan akan sumber daya akan meningkat. Terlihat dengan adanya rekrutmen karyawan baru, pengelolaan keuangan yang lebih tersistematis, atau penetrasi yang lebih dalam ke pasar. Dengan latar belakang perubahan itu, maka gaya kepemimpinan dalam usaha itu juga perlu diselaraskan. Dalam hal ini diperlukan seorang pemimpin yang mampu membawa perusahaan meniti jembatan perubahan.
Kepemimpinan transformatif merupakan pendekatan untuk mendobrak pola pikir tradisional yang memandang bahwa hubungan antara pemimpin dan karyawan (leadership and followership) hanya dilandaskan atas reward yang diberikan. Dengan kata lain, faktor utama yang mendorong karyawan untuk bekerja hanya karena dibayar. Dalam pola kepemimpinan tradisional, kontrol atas proses kerja tersentralistis di tangan sang pemimpin.
Sementara kepemimpinan transformatif mendelegasikan wewenang kepada karyawan atau bawahannya, mempercayai, dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk melakukan pekerjaan kreatif dan dinamis. Dengan demikian, karyawan tidak hanya bekerja dengan semangat “business as usual”, melainkan berorientasi pada apa yang terbaik bagi perusahaan sejalan dengan talenta yang dimilikinya.
Terdapat empat pola perilaku kepepemimpinan transformatif dalam menjalankan perusahaannya. Pertama, idealized influence. Seorang pemimpin memiliki pengaruh yang besar terhadap karyawannya. Ia memiliki semacam kharisma dan menjadi model positif (panutan) bagi karyawan.
Kedua, inspirational motivation. Pemimpin mengedepankan nilai-nilai budaya perusahaan, termasuk didalamnya menanamkan visi yang inspiratif. Upaya-upaya pembumian budaya tersebut dapat dilakukan melalui simbol atau lambang. Pemimpin berperan sebagai pembangkit semangat teamwork, antusiasme, dan optimisme di antara sesama rekan kerja.
Ketiga, individualized consideration. Perilaku kepemimpinan ini terwujud dalam bentuk coaching, support, dan memberikan dorongan bagi para pengikutnya.
Keempat, intellectual stimulation, yaitu sebuah perilaku yang mempengaruhi para pengikutnya untuk dapat memandang permasalahan dengan perspektif dan kesadaran yang jernih.
Sulitkah melakukannya? Berikut beberapa tips bagi para pemimpin UKM untuk mulai menerapkan pendekatan kepemimpinan transformatif sebagaimana dikemukakan oleh Kevin Kalloway dan Julian Barling (2001): •
- Melakukan pengambilan keputusan secara transparan dan konsisten. Ini akan mendorong terciptanya rasa hormat dan kepercayaan.
- Menunjukkan serta mendorong sikap antusias dan optimis, sehingga karyawan lebih percaya diri dan terinspirasi untuk berbuat yang lebih baik.
- Mengkondisikan dan mengajak karyawan untuk selalu melihat permasalahan dalam lingkungan kerja dengan perspektif yang jernih, sehingga akan mendorong partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan.
- Luangkan waktu untuk memberikan perhatian pada karyawan, misalnya dengan memberikan penghargaan kepada karyawan melalui forum-forum pertemuan internal (syukuran kecil atas kenaikan penjualan tahunan) ataupun sekadar kartu ucapan selamat atas prestasi yang telah dicapainya.
Artikel ini dimuat di rubrik UMKM Harian Republika pada ... Februari 2004.
Artikel juga dapat dibaca di http://www.pnm.co.id/content.asp?id=717&mid=54&Language=2
sebuah artikel yang cukup memberikan pemahaman baru tentang bagaimana seharusnya sebuah kepemimpinan yang bisa meningkatkan motivasi karyawan dijalankan ... it is really good article
BalasHapus