Senin, 21 Desember 2009

Eight Habits for Higly Effective Credit Union Member


Terbersit salah satu lontaran yang diungkapkan oleh pihak manajemen Kopdit Melati dalam Evaperca 2009 yang berlangsung pada akhir November lalu, bahwa salah satu hal yang selalu dikedepankan oleh gerakan kopdit ialah mendorong perubahan perilaku anggota-anggotanya. Perubahan perilaku yang dimaksud ialah insan-insan kopdit semakin mampu dalam mengelola ekonomi keluarganya dalam upaya mewujudkan kesejahteraannya serta semakin mantap dalam berkopdit, rajin menabung, rajin mengangsur, meningkatkan kapasitas dirinya, serta rajin mewartakan kopdit sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan ekonominya.


Terinspirasi oleh “Seven Habits of Highly Effective People” (7 kebiasaan efektif untuk orang-orang efektif) yang dicetuskan oleh Stephen Covey dan kini telah menjadi “Eight Habits” (8 kebiasaan), insan-insan kopdit pun dapat menjadikannya sebagai acuan untuk membentuk dirinya menjadi lebih baik sebagai anggota kopdit.


Jadilah proaktif (be proactive). Hidup Anda dikendalikan oleh diri Anda sendiri, bukan oleh orang lain. Jika ingin hidup sukses, maka niatan itu harus berawal dari diri sendiri dan harus dimulai sekarang. Pikirkan apa yang harus dan bisa Anda lakukan sebagai insan kopdit untuk mencapai kehidupan yang sukses. Pertimbangkan apa saja sumberdaya yang bisa dioptimalkan di sekitar Anda, termasuk di dalam kopdit tentunya.


Mulailah dengan akhir pikiran (begin with the end in mind). Selalu berpikir mengenai tujuan akhir terlebih dulu, baru pikirkan cara dan langkah untuk mencapainya. Tujuan utama kopdit dan semua anggotanya ialah mewujudkan kesejahteraan bersama. Kesanalah kita hendak melangkah. Tujuan besar ini hendak dicapai dengan cara apa? Menabung? Meminjam? Berinvestasi? Berwirausaha? Lalu, langkah apa yang harus dilakukan?


Dahulukan yang utama (put first things first). Insan kopdit perlu mempertimbangkan apa yang menjadi prioritas dalam kehidupannya. Dengan kata lain, cermatilah mana yang menjadi “kebutuhan” dan mana pula “keinginan”. Tempatkan kebutuhan sebagai prioritas, baru berpikir soal keinginan.


Berpikir menang-menang (think win-win). Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan orang lain untuk mencapai tujuan hidupnya. Berpikirlah bahwa ada orang lain yang juga ingin sukses. Bagaimana agar Anda sukses, orang lain juga ikut sukses. Contoh konkret dalam kopdit, berdisiplinlah dalam menabung dan mengangsur, karena aliran uang itu juga akan dimanfaatkan oleh sesama anggota lainnya untuk mencapai tujuan hidupnya pula. Kopdit adalah sarana untuk mencapai kesejahteraan bersama, tidak sekadar kesejahteraan individu.


Berusahalah memahami sebelum minta dipahami (seek first to understand and then to be understood). Manusia dianugerahi dua telinga dan satu mulut karena Tuhan menginginkan manusia untuk lebih banyak mendengarkan daripada didengarkan. Amatilah selalu kondisi di sekitar sebelum mengambil keputusan. Pahami kesepakatan bersama yang dibuat oleh seluruh anggota kopdit sehingga itu bisa menjadi landasan dasar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Saling mengkritisi secara konstruktif juga menjadi bagian dari upaya pengembangan diri maupun kelembagaan kopdit secara keseluruhan.


Bersinergilah (synergize). Insan kopdit memiliki kewajiban moral untuk peduli pada perkembangan kopditnya. Jika kopdit sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan kesejahteraan bersama berkembang, maka secara alami anggota pun akan merasakan dampak positifnya. Jadi, janganlah selalu berpikir apa yang bisa diberikan kopdit untuk Anda, tapi berpikirlah juga tentang apa yang bisa Anda berikan untuk kopdit sesuai dengan kompetensi Anda. Sinergikan kekuatan Anda dan kopdit, lalu lihat apa yang bisa diwujudkan. Ingatlah, kopdit adalah milik kita bersama, bukan milik pengurus atau manajemen semata.


Asahlah gergaji Anda (sharpen the saw). Guru terbaik tidak hanya ditemukan di kelas-kelas atau ruang-ruang kursus. Guru-guru terbaik juga dapat ditemui di “universitas kehidupan” yang terbentang luas di depan mata. Melalui kopdit, para anggota didorong untuk mengembangkan diri melalui program-program pendidikan. Namun diluar itu mereka juga harus memiliki motivasi besar sebagai “manusia pembelajar”. Ingatlah, bahwa belajar itu dimulai sejak dari kandungan hingga menjelang masuk liang kubur. Belajar untuk apa? Untuk mengembangkan diri kita dalam banyak hal. Mengembangkan diri untuk apa? Untuk semakin meningkatkan kualitas hidup kita.


Temukan visi Anda dan doronglah orang lain untuk menemukan visinya (find your vision and inspire others to find their vision). Bersyukurlah pada Sang Pemberi Hidup, bahwa Anda masih diberikan kesempatan untuk bergabung dalam gerakan kopdit yang memiliki tujuan mulia. Sudahkah Anda membagikan pengalaman yang sangat berharga ini kepada orang lain dimanapun Anda berada? Menjalankan Member Get Member (AMAL: Anggota Mencari Anggota Lain) tidak sekadar karena ada dorongan memperoleh insentif, melainkan karena itu merupakan bagian dari dakwah kehidupan alias berbagi kebaikan kepada orang lain. Bukankah itu wajib hukumnya?

Rumusan “Eight Habits” terlihat sangat sederhana. Tapi menjalankan tidaklah semudah membaca dan memahami. Mari mencoba menempa diri sebagai insan-insan kopdit yang tangguh, memberikan diri untuk diri, keluarga, lingkungan, serta kopdit tempatnya bergabung dalam mencapai tujuan yang lebih besar dan mulia.


Selamat menyongsong sukses di tahun 2010.




Artikel ini dimuat di Buletin Kopdit Melati edisi 9/Th. X 17 Nov - 17 Des 2009

2 komentar: