Oleh: Ditto Santoso
Beberapa waktu lalu, saya didatangi tamu
sepasang suami-istri yang sudah berusia senja. Keduanya anggota credit union (di Indonesia diterjemahkan
sebagai “koperasi kredit”). Bapak-ibu ini bermaksud menanyakan perihal pinjaman
untuk pengembangan usaha mereka. Sang bapak yang pensiunan bahu-membahu dengan
istrinya menjalankan usaha produksi dan penjualan makanan kecil yang dititipkan
ke toko-toko atau warung-warung. Sebagian anak mereka telah bekerja, berkeluarga,
dan tinggal bersama keluarganya sendiri. Tinggal satu anak saja yang tinggal
bersama mereka, itupun sudah memiliki penghasilan sendiri. Meski anak-anaknya
sudah hidup mandiri, mereka sebagai orang tua tidak mau menyandarkan diri begitu
saja kepada anak-anaknya. Mereka memilih untuk berdikari (berdiri di atas kaki
sendiri) di masa senjanya. Saya pun memberikan penjelasan yang diperlukan
mengenai proses pengajuan pinjaman serta membantu menyimulasikan perhitungan
angsuran dan jasa pinjaman.
Di lain hari, seorang ibu dari dua anak
datang ke rumah saya. Ibu ini mengutarakan niatnya untuk mengajukan pinjaman.
Anak sulungnya yang baru lulus SMA hendak mendaftar di perguruan tinggi. Ternyata
tabungan sang ibu selama beberapa waktu untuk mempersiapkan dana pendaftaran
kuliah belumlah mencukupi. Oleh karenanya, sang ibu mengajukan pinjaman ke credit union untuk memperoleh tambahan
dana. Ia merasa bersyukur karena di saat mendesak, keanggotaannya di credit union memungkinkan dirinya untuk
mengakses pinjaman secara mudah, tidak berbelit-belit, dan dengan skema
angsuran yang tidak memberatkan.
Berkaca dari dua pengalaman tersebut, kita
dapat melihat bahwa setiap tahap kehidupan individu atau keluarga memiliki
dinamika dan tantangannya masing-masing. Siklus hidup manusia berawal dari
kelahiran, tumbuh sebagai anak, kemudian dewasa, bersekolah, memasuki dunia
kerja, menikah, memiliki anak, menyekolahkan anak, menikahkan anak, memasuki
masa pensiun, hingga kembali kepada Sang Penciptanya. Dalam setiap tahap
kehidupan tersebut tak pelak dibutuhkan sumberdaya, baik yang bersifat
finansial maupun non finansial. Perlu disadari bahwa tidak semua diantara kita
memiliki kesadaran atau terbiasa untuk mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum kebutuhan itu muncul. Dalam semua tahapan
kehidupan inilah credit union
memberikan dirinya sebagai wahana pendukung proses peningkatan kualitas kehidupan
pribadi maupun keluarga.
Kehadiran credit union tidak sekadar memberikan pinjaman. Credit union mendorong anggotanya pertama-tama
untuk menabung. Mengapa? Karena credit
union mendorong anggotanya untuk membangun keswadayaan atau dengan kata
lain seperti pasangan suami-istri di atas yang ingin berdikari. Ini sesuai
dengan salah satu pilar credit union,
yaitu swadaya. Sementara kedua pilar lainnya ialah pendidikan dan solidaritas.
Melalui pendidikan, credit union mendorong anggotanya untuk mengelola keuangan pribadi
atau keluarga dengan lebih tertata. Hal ini diwujudkan dalam modul pendidikan
dasar bagi anggota yang baru bergabung. Dari segi produk, credit union yang sudah berkembang juga mendiversifikasi produknya untuk
membantu pengelolaan keuangan pribadi atau keluarga. Beragam produk dirancang, tak
sekadar produk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, serta pinjaman
saja. Contohnya simpanan harian, simpanan berjangka, simpanan pendidikan,
simpanan hari raya, simpanan naik haji, simpanan ziarah, simpanan hari tua, dan
lain-lain. Produk pinjaman pun dapat divariasikan menjadi pinjaman untuk
kesejahteraan, pinjaman kapitalisasi, pinjaman pendidikan, pinjaman usaha,
pinjaman investasi, pinjaman darurat, dan lain-lain.
Mengamalkan pilar solidaritas, credit union memfasilitasi kebutuhan
anggotanya terhadap sumberdaya finansial. Dengan pengelolaan yang efektif, credit union mengelola dana yang
terkumpul dari simpanan anggotanya. Anggota bisa mengajukan pinjaman melebihi
simpanannya apabila memenuhi persyaratan. Dari mana dananya? Tentu saja dari
simpanan semua anggota yang dikelola secara transparan dan akuntabel. Di sisi
lain, credit union juga memberikan
jaring pengaman berupa asuransi Daperma (Dana Perlindungan Bersama) yang
menjamin pinjaman anggota ketika yang bersangkutan meninggal. Banyak credit union juga mendiversifikasi
dengan model dana solidaritas bagi anggota yang sakit dan diopname di rumah
sakit.
Menjalankan pilar-pilar pendidikan,
swadaya, dan solidaritas untuk memfasilitasi anggotanya dalam berbagi sukacita dengan
sesamanya, credit union berkembang
dinamis di Indonesia. Per akhir tahun 1970, tercatat baru ada 9 credit union primer dengan jumlah
anggota 763 orang dan jumlah simpanan Rp
1.259.187. Berdasarkan informasi dari website Inkopdit (Induk Koperasi Kredit
Indonesia), pada bulan Juni 2012 di Indonesia telah berkembang 957 credit union primer dengan jumlah
anggota 1.962.250 orang, jumlah simpanan Rp 12,55 trilyun, dan jumlah pinjaman beredar
Rp 11,18 trilyun.
Credit Union Dian Padua yang dibentuk di wilayah paroki kita sejak 18 Desember
2005 telah memiliki anggota 400 orang, jumlah aset per 31 Desember 2014 Rp 1,5
milyar, dan pinjaman yang telah dikucurkan sejak berdiri sejumlah Rp 6,8
milyar. Dengan jumlah nominal tersebut tentu dapat terbayangkan anggota yang terbantu
dalam mengembangkan usaha, membiayai pendidikan anak, merenovasi rumah, memiliki
tabungan untuk hari tua, dan sebagainya. Inilah solidaritas yang dibangun dalam
credit union. Inilah berkat dan
sukacita yang dikelola dalam credit union
untuk dapat dibagikan diantara sesama anggota yang membutuhkan.
Saya, istri, dan anak-anak saya sudah
menjadi anggota dari gerakan berbagi sukacita melalui credit union. Bagaimana dengan Anda?
Artikel dimuat di Buletin Warta Thomas edisi khusus Paskah 2015
Syukur kepada Allah yang maha kuasa untuk memberi saya kesempatan ini untuk berbagi kesaksian saya, saya Mrs. Indriaty Manirjo, yang Anda cari pinjaman? Saya ingin membawa ini ke semua pemberitahuan pinjaman untuk berhati-hati, karena begitu banyak perusahaan pinjaman palsu di internet. Saya telah menjadi korban dari sebuah perusahaan pinjaman palsu 4, saya kehilangan begitu banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan pinjaman palsu yang saya kemudian mengetahui mereka adalah scam. Pada proses yang saya ditangkap oleh orang-orang yang saya berhutang kepada karena saya tidak bisa bertemu untuk kali saya berjanji untuk membayar dan saya ditangkap. Aku baru saja keluar dari penjara, ketika saya bertemu dengan seorang teman yang intoroduce saya untuk pemberi pinjaman kredit karena dia meyakinkan saya bahwa dia mendapat yang pinjaman dari dia yang MAGRETSPENCERLOANCOMPANY, jadi saya tidak punya pilihan untuk memberikan cobaan karena saya harus bertemu dengan standar hidup dan membayar utang saya dan memulai bisnis baru. Jadi saya mendapat pinjaman saya dari MAGRETSPENCERLOANCOMPANY tanpa stres, itulah alasan saya memutuskan untuk membagikan kesaksian saya kepada orang-orang yang membutuhkan pinjaman, sehingga mereka tidak akan jatuh di tangan pemberi pinjaman kredit palsu. Jika Anda membutuhkan pinjaman Anda lebih baik kontak MAGRETSPENCERLOANCOMPANY. menghubungi mereka melalui email:. magretspencerloancompany@gmail.com,.
BalasHapusAnda masih bisa menghubungi saya melalui email saya untuk informasi lebih lanjut tentang indriatymanirjo010@gmail.com. Tuhan membantu Anda dan sangat berhati-hati.