Oleh: Ditto Santoso
“Hasta Brata” memiliki arti “delapan langkah (tuntunan) perilaku yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk menjalankan fungsinya” (hasta: delapan; brata: langkah, perilaku). Delapan langkah itu mengacu pada 8 unsur alam yang mempunyai nilai-nilai positif didalamnya yang dapat diterapkan dalam pengelolaan ekonomi keluarga.
Unsur pertama, bintang, benda langit indah menghiasi langit pada waktu malam. Sang bintang juga menjadi petunjuk bagi pelaut untuk menentukan arah. Sebuah pengelolaan ekonomi keluarga yang mantap diawali dengan sebuah rencana yang baik dan bisa dijadikan pedoman. Di sinilah fungsi anggaran keluarga.
Unsur berikutnya, air, merupakan unsur alam yang bersifat cair, membuat ia sering menjadi media untuk melarutkan apa saja. Karena itu, ia mudah berinteraksi dengan unsur-unsur alam lainnya. Ibarat air, pengelolaan ekonomi keluarga perlu dilandasi suasana komunikasi yang cair antara anggota keluarga. Sama-sama berada dalam posisi yang setara dan saling mendengarkan.
Bumi sebagai unsur alam berikutnya menyimbolkan konsistensi atau keajegan. Teladan bumi yang selalu berputar di porosnya selama 24 jam sehari. Keajegan bumi menjalankan fungsinya menjadi teladan untuk keajegan keluarga dalam menjalankan rencana keuangan yang telah disusunnya dan dapat menjadi panutan bagi keajegan menabung.
Filosofi unsur api dalam Hasta Brata memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk berani bersikap tegas dan disiplin . Kita harus berani berkata “tidak” ketika ada hal-hal diluar kebutuhan tapi sangat provokatif merayu untuk dibeli. Pada zaman yang sangat konsumeristik ini banyak hal yang membuat kita tergoda untuk membuka dompet. Ibarat api, jika tidak tegas, api pun akan “membakar” diri sendiri.
Unsur alam kelima ialah langit. Keluasan langit menjadi refleksi bagi kita untuk selalu berpikir luas (thinking out of the box) mencari berbagai terobosan untuk dapat mencapai pemenuhan kesejahteraan keluarganya. Misalnya, cukupkah hanya menabung? Perlukah piranti lain untuk menabung dan berinvestasi?
Bulan sebagai unsur berikutnya merupakan sebuah benda langit yang memberikan sinar pada saat gelap. Sinarnya tidak sepanas atau seterik matahari, namun memberikan kesejukan dan keteduhan. Sudahkah perekonomian keluarga kita terasa teduh manakala terjadi krisis tak terduga seperti ada anggota keluarga yang sakit? Sudahkah keluarga memiliki proteksi berupa dana cadangan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi tersebut?
Unsur alam ketujuh ialah udara. Udara merupakan unsur alam yang memenuhi permukaan bumi ini. Ia tidak tampak dan tidak disadari keberadaannya, tapi dapat dirasakan manfaatnya. Keberhasilan dalam mengelola ekonomi keluarga juga memiliki dimensi keihlasan seperti udara yang ikhlas memberikan dirinya untuk segenap makhluk hidup di bumi. Jika keluarga mencapai
pemenuhan kesejahteraan finansialnya, janganlah lupa berbagi kepada sesama. Semakin banyak memberi, semakin banyak pula menerima.
Matahari sebagai unsur alam terakhir menjadi pengingat bagi orang tua yang menjadi pelaku ekonomi keluarga untuk juga menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam mengelola keuangan mereka. Disinilah proses pendidikan keuangan secara dini terjadi. Bermula dari yang sederhana. Bagaimana anak didorong untuk menabung, membuat pilihan untuk jajan, serta merencanakan pengeluaran dari uang sakunya.
Hasta Brata merupakan bentuk kearifan lokal dari nenek moyang yang ternyata falsafahnya relevan untuk diterapkan bagi kehidupan di masa sekarang, tak terkecuali untuk pengelolaan ekonomi keluarga. Mari berkaca pada Hasta Brata dan melangkah mantap menuju keluarga sejahtera!
Unsur pertama, bintang, benda langit indah menghiasi langit pada waktu malam. Sang bintang juga menjadi petunjuk bagi pelaut untuk menentukan arah. Sebuah pengelolaan ekonomi keluarga yang mantap diawali dengan sebuah rencana yang baik dan bisa dijadikan pedoman. Di sinilah fungsi anggaran keluarga.
Unsur berikutnya, air, merupakan unsur alam yang bersifat cair, membuat ia sering menjadi media untuk melarutkan apa saja. Karena itu, ia mudah berinteraksi dengan unsur-unsur alam lainnya. Ibarat air, pengelolaan ekonomi keluarga perlu dilandasi suasana komunikasi yang cair antara anggota keluarga. Sama-sama berada dalam posisi yang setara dan saling mendengarkan.
Bumi sebagai unsur alam berikutnya menyimbolkan konsistensi atau keajegan. Teladan bumi yang selalu berputar di porosnya selama 24 jam sehari. Keajegan bumi menjalankan fungsinya menjadi teladan untuk keajegan keluarga dalam menjalankan rencana keuangan yang telah disusunnya dan dapat menjadi panutan bagi keajegan menabung.
Filosofi unsur api dalam Hasta Brata memberikan pelajaran berharga bagi manusia untuk berani bersikap tegas dan disiplin . Kita harus berani berkata “tidak” ketika ada hal-hal diluar kebutuhan tapi sangat provokatif merayu untuk dibeli. Pada zaman yang sangat konsumeristik ini banyak hal yang membuat kita tergoda untuk membuka dompet. Ibarat api, jika tidak tegas, api pun akan “membakar” diri sendiri.
Unsur alam kelima ialah langit. Keluasan langit menjadi refleksi bagi kita untuk selalu berpikir luas (thinking out of the box) mencari berbagai terobosan untuk dapat mencapai pemenuhan kesejahteraan keluarganya. Misalnya, cukupkah hanya menabung? Perlukah piranti lain untuk menabung dan berinvestasi?
Bulan sebagai unsur berikutnya merupakan sebuah benda langit yang memberikan sinar pada saat gelap. Sinarnya tidak sepanas atau seterik matahari, namun memberikan kesejukan dan keteduhan. Sudahkah perekonomian keluarga kita terasa teduh manakala terjadi krisis tak terduga seperti ada anggota keluarga yang sakit? Sudahkah keluarga memiliki proteksi berupa dana cadangan untuk mengantisipasi kondisi-kondisi tersebut?
Unsur alam ketujuh ialah udara. Udara merupakan unsur alam yang memenuhi permukaan bumi ini. Ia tidak tampak dan tidak disadari keberadaannya, tapi dapat dirasakan manfaatnya. Keberhasilan dalam mengelola ekonomi keluarga juga memiliki dimensi keihlasan seperti udara yang ikhlas memberikan dirinya untuk segenap makhluk hidup di bumi. Jika keluarga mencapai
pemenuhan kesejahteraan finansialnya, janganlah lupa berbagi kepada sesama. Semakin banyak memberi, semakin banyak pula menerima.
Matahari sebagai unsur alam terakhir menjadi pengingat bagi orang tua yang menjadi pelaku ekonomi keluarga untuk juga menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam mengelola keuangan mereka. Disinilah proses pendidikan keuangan secara dini terjadi. Bermula dari yang sederhana. Bagaimana anak didorong untuk menabung, membuat pilihan untuk jajan, serta merencanakan pengeluaran dari uang sakunya.
Hasta Brata merupakan bentuk kearifan lokal dari nenek moyang yang ternyata falsafahnya relevan untuk diterapkan bagi kehidupan di masa sekarang, tak terkecuali untuk pengelolaan ekonomi keluarga. Mari berkaca pada Hasta Brata dan melangkah mantap menuju keluarga sejahtera!
Artikel ini dimuat di Buletin Metro Sawiran (CU Sawiran - Malang) edisi Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar